Friday, October 10, 2008

Ejakulasi Dini Gara-gara Faktor Gen?

PARA pria yang menderita gara-gara mengalami ejakulasi prematur atau dini mungkin perlu melihat faktor penyebab lain masalah ini, yakni faktor genetik.

Dari sebuah penelitian yang dilakukan pada hampir 200 pria Belanda ditemukan, klimaks terlalu cepat saat berhubungan intim terkait erat dengan sebuah versi gen yang mengontrol hormon serotonin.

Pria yang memiliki versi gen ini mengalami ejakulasi dua kali lebih cepat dibanding para pria lain, demikian penelitian ini melaporkan. "Kadar serotonin mengontrol kecepatan ejakulasi,"ujar para ilmuwan dari Universitas Utrecht dalam jurnal Sexual Medicine.

Tidak pada pikiran
Para relawan dalam penelitian yang dikerjakan Dr. Marcel Waldinger, sekitar 89 mengalami ejakulasi dini. Selama sebulan pasangan wanita mereka diminta menggunakan pengatur waktu di rumah untuk mengukur lama waktu ejakulasi saat berhubungan seks.

Hasilnya dibandingkan dengan 92 pria lain yang tak punya masalah semacam. Pada pria yang mengalami ejakulasi dini, kadar serotonin tampak lebih sedikit di antara saraf dibagian otak yang mengontrol ejakulasi.

Dr. Waldinger mengatakan, rendahnya aktivitas hormon ini berarti lemahnya sinyal saraf yang ditransfer. "Temuan ini tentu saja kontradiksi dengan keyakinan selama ini yang mengatakan bahwa ejakulasi dini terkait dengan terganggunya kondisi psikis seseorang." ujarnya.

Reaktor
Temuan ini juga mengandung arti bahwa kondisi ini mungkin sekali diselesaikan dengan terapi genetik. Paula Hall, seorang psikoterapis seksual mengatakan "Ejakulasi dini jelas sekali tidak sekedar persoalan psikologis."

Namun, katanya bisa jadi ada unsur psikologis. Jika masalah ini terjadi terkait dengan pasangan, bisa jadi cenderung bersifat psikologis. "Masalah ini merupakan reaktor pemercepat ejakulasi."

Pada orang-orang ini, kata Paula, mereka memiliki refleks yang cepat. "Mereka mungkin bakal bagus saat main tenis, game di komputer, misalnya."

Paula menegaskan bahwa terbuktinya serotonin terkait dengan ejakulasi merupakan pertanda baik. Dengan begitu, para ilmuwan dapat mengembangkan obat-obat untuk memperlama aksi hormon ini.

Saat ini belum ada obat untuk kondisi ini. Pengobatan masih menggunakan obat antidepresan (bukan untuk depresi,melainkan untuk efek yang tidak diinginkan gara-gara ejakulasi tertunda ini) dan konseling. Sepertiga pria di dunia dikabarkan menderita ejakulasi prematur.

No comments: