BAGI semua orang tua, kesehatan dan keselamatan anak tentu menjadi prioritas utama. Oleh sebab itulah, ketika memasuki usia kehamilan 18 minggu, pasangan asal Melbourne, Kylie and Terry Bowlen, berani mengambil pilihan yang sangat sulit dan berisiko.
Mereka diberitahu oleh tim dokter bahwa janin yang tengah dikandung Kylie kemungkinan besar akan lumpuh pada kedua kakinya. Satu-satunya solusi yang ditawarkan adalah mengoperasi janin dalam kandungan yang jelas berisiko karena dapat mengancam nyawa si jabang bayi dan sang ibu.
"Saya hanya berpikir, apa yang saya lakukan untuk menerima semua ini, apakah saya melakukan kesalahan?" ungkap Kylie dengan emosional.
Setelah mendapat lampu hijau dari keluarga Bowlen, tim dokter dari Monash Medical Centre Australia pun akhirnya mengoperasi kaki bayi dalam kandungan Kyle saat usia kehamilan 22 minggu. Operasi ini tercatat sebagai pembedahan dalam kandungan yang dilakukan pada janin termuda dan mungkin yang pertama di dunia.
Para dokter ahli mulai menangani kasus ini setelah bayi yang kini bernama Leah mengalami kondisi yang disebut amniotic band syndrome. Leah memiliki kelainan yang dapat membuatnya kehilangan sebelah kaki akibat terhetinnya suplai darah ke kaki. Dokter menemukan kaki kiri Leah membengkak. Sindrom ini memang sangat langka karena terjadi pada satu dari 15.000 kelahiran hidup. Apabila dibiarkan, keadaan ini bisa berakibat fatal dan bisa berujung pada amputasi atau kematian.
Para dokter lalu mengambil tindakan operasi sesar amniotik dengan cara membedah perut Kyle Bowlen dan memasukkan jarum teleskopik ke dalam kandungan. Dengan menggunakan alat laser dan listrik, tim dokter yang mengoperasi dapat melihat jaringan yang melilit pergelangan kaki Leah. Dokter memutus jaringan pada kaki kiri Leah, namun tidak menyentuh kaki kanan yang telah membengkah dan terinfeksi.
"Kaki kanannya begitu buruk sehingga saya tak mau menyentuhnya. Kaki itu nyaris mati ketika dilihat," ungkap Chris Kimber, kepala bagian bedah anak di Monash Medical Centre.
Tubuh Leah memiliki panjang 15 hingga 20 sentimeter ketika dioperasi. Bila diukur, panjang kakinya saat itu hanya sekitar tujuh sentimeter saja. Dengan kasih sayang dan kesabaran, Kyle Bowlen mampu mempertahankan kandungannya hingga 30 pekan, dan Leah pun lahir pada Januari lalu dengan berat 1,63 kg.
Kaki kanan Leah nyaris lumpuh layuh ketika lahir, namun Tuhan ternyata berkehendak lain. Sang bayi mungil ini lalu diselamatkan oleh tangan dingin ahli microsurgeon Chris Coombs dan Profesor Leo Donnan dari the Royal Children's Hospital. Pada operasi kedua, otot, jaringan dan beberapa tulang kaki Leah diangkat untuk merangsang aliran darah ke kaki dan membuka peluang berfungsinya kaki secara normal.
Mr Kimber mengatakan bahwa kasus operasi dalam kandungan untuk mengatasi amniotic band syndrome ini merupakan yang kelima di Australia. Meski upaya para dokter dinilai berhasil, namun rasa sakit dan derita belum berakhir bagi keluarga Bowlen. Tiga pekan setelah lahir, Leah sempat mengalami meningitis.
Namun begitu, kini setelah 4,5 bulan kelahiran Leah, keluarga Bowlen yang tinggal di pinggiran kota Melbourne menyatakan yakin bahwa putusan yang diambil sudah tepat. Dokter setidaknya telah memberikan kesempatan dan harapan buat Leah untuk berjalan dengan kedua kakinya di masa mendatang. Tiga bulan lagi, Leah dijadwalkan menjalani operasi lanjutan. Para dokter juga akan terus memantau perkembangan kondisinya.
Mereka diberitahu oleh tim dokter bahwa janin yang tengah dikandung Kylie kemungkinan besar akan lumpuh pada kedua kakinya. Satu-satunya solusi yang ditawarkan adalah mengoperasi janin dalam kandungan yang jelas berisiko karena dapat mengancam nyawa si jabang bayi dan sang ibu.
"Saya hanya berpikir, apa yang saya lakukan untuk menerima semua ini, apakah saya melakukan kesalahan?" ungkap Kylie dengan emosional.
Setelah mendapat lampu hijau dari keluarga Bowlen, tim dokter dari Monash Medical Centre Australia pun akhirnya mengoperasi kaki bayi dalam kandungan Kyle saat usia kehamilan 22 minggu. Operasi ini tercatat sebagai pembedahan dalam kandungan yang dilakukan pada janin termuda dan mungkin yang pertama di dunia.
Para dokter ahli mulai menangani kasus ini setelah bayi yang kini bernama Leah mengalami kondisi yang disebut amniotic band syndrome. Leah memiliki kelainan yang dapat membuatnya kehilangan sebelah kaki akibat terhetinnya suplai darah ke kaki. Dokter menemukan kaki kiri Leah membengkak. Sindrom ini memang sangat langka karena terjadi pada satu dari 15.000 kelahiran hidup. Apabila dibiarkan, keadaan ini bisa berakibat fatal dan bisa berujung pada amputasi atau kematian.
Para dokter lalu mengambil tindakan operasi sesar amniotik dengan cara membedah perut Kyle Bowlen dan memasukkan jarum teleskopik ke dalam kandungan. Dengan menggunakan alat laser dan listrik, tim dokter yang mengoperasi dapat melihat jaringan yang melilit pergelangan kaki Leah. Dokter memutus jaringan pada kaki kiri Leah, namun tidak menyentuh kaki kanan yang telah membengkah dan terinfeksi.
"Kaki kanannya begitu buruk sehingga saya tak mau menyentuhnya. Kaki itu nyaris mati ketika dilihat," ungkap Chris Kimber, kepala bagian bedah anak di Monash Medical Centre.
Tubuh Leah memiliki panjang 15 hingga 20 sentimeter ketika dioperasi. Bila diukur, panjang kakinya saat itu hanya sekitar tujuh sentimeter saja. Dengan kasih sayang dan kesabaran, Kyle Bowlen mampu mempertahankan kandungannya hingga 30 pekan, dan Leah pun lahir pada Januari lalu dengan berat 1,63 kg.
Kaki kanan Leah nyaris lumpuh layuh ketika lahir, namun Tuhan ternyata berkehendak lain. Sang bayi mungil ini lalu diselamatkan oleh tangan dingin ahli microsurgeon Chris Coombs dan Profesor Leo Donnan dari the Royal Children's Hospital. Pada operasi kedua, otot, jaringan dan beberapa tulang kaki Leah diangkat untuk merangsang aliran darah ke kaki dan membuka peluang berfungsinya kaki secara normal.
Mr Kimber mengatakan bahwa kasus operasi dalam kandungan untuk mengatasi amniotic band syndrome ini merupakan yang kelima di Australia. Meski upaya para dokter dinilai berhasil, namun rasa sakit dan derita belum berakhir bagi keluarga Bowlen. Tiga pekan setelah lahir, Leah sempat mengalami meningitis.
Namun begitu, kini setelah 4,5 bulan kelahiran Leah, keluarga Bowlen yang tinggal di pinggiran kota Melbourne menyatakan yakin bahwa putusan yang diambil sudah tepat. Dokter setidaknya telah memberikan kesempatan dan harapan buat Leah untuk berjalan dengan kedua kakinya di masa mendatang. Tiga bulan lagi, Leah dijadwalkan menjalani operasi lanjutan. Para dokter juga akan terus memantau perkembangan kondisinya.
No comments:
Post a Comment